1 YOHANES (1 John)
Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca):
12- 3 -45

Dibawah ini adalah seluruh isi Injil Surat Yohanes Yang Pertama 3 (1 YOHANES / 1YOH / 1 John 3)
Terjemahan Baru Bahasa Indonesia Sehari Hari English [Amplified]
(sambungan dari) 2:28 - 3:10 = Anak-anak Allah
(1) Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.(1) Lihatlah betapa Allah mengasihi kita, sehingga kita diakui sebagai anak-anak-Nya. Dan memang kita adalah anak-anak Allah. Itulah sebabnya dunia yang jahat ini tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah.(1) SEE WHAT [ an incredible] quality of love the Father has given (shown, bestowed on) us, that we should [be permitted to] be named and called and counted the children of God! And so we are! The reason that the world does not know (recognize, acknowledge) us is that it does not know (recognize, acknowledge) Him.
(2) Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.(2) Saudara-saudara yang tercinta! Kita sekarang adalah anak-anak Allah, tetapi keadaan kita nanti belum jelas. Namun kita tahu bahwa kalau Kristus datang, kita akan menjadi seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.(2) Beloved, we are [even here and] now God's children; it is not yet disclosed (made clear) what we shall be [hereafter], but we know that when He comes and is manifested, we shall [ as God's children] resemble and be like Him, for we shall see Him just as He [really] is.
(3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.(3) Semua orang yang mempunyai harapan ini terhadap Kristus, menjaga dirinya supaya sungguh-sungguh suci, bersih dari dosa sebagaimana Kristus juga suci.(3) And everyone who has this hope [resting] on Him cleanses (purifies) himself just as He is pure (chaste, undefiled, guiltless).
(4) Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.(4) Orang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah; sebab dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah.(4) Everyone who commits (practices) sin is guilty of lawlessness; for [that is what] sin is, lawlessness (the breaking, violating of God's law by transgression or neglect--being unrestrained and unregulated by His commands and His will).
(5) Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.(5) Kalian tahu bahwa Kristus datang untuk menghapuskan dosa-dosa manusia, dan bahwa tidak ada dosa dalam diri-Nya.(5) You know that He appeared in visible form and became Man to take away [upon Himself] sins, and in Him there is no sin [ essentially and forever].
(6) Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.(6) Semua orang yang hidup bersatu dengan Kristus, tidak terus-menerus berbuat dosa. Orang yang terus-menerus berbuat dosa, tidak pernah melihat Kristus atau mengenal-Nya.(6) No one who abides in Him [who lives and remains in communion with and in obedience to Him--deliberately, knowingly, and habitually] commits (practices) sin. No one who [habitually] sins has either seen or known Him [recognized, perceived, or understood Him, or has had an experiential acquaintance with Him].
(7) Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;(7) Anak-anakku, jangan membiarkan siapapun juga menyesatkan kalian. Orang yang melakukan kehendak Allah adalah anak Allah sebagaimana Kristus adalah Anak Allah.(7) Boys (lads), let no one deceive and lead you astray. He who practices righteousness [who is upright, conforming to the divine will in purpose, thought, and action, living a consistently conscientious life] is righteous, even as He is righteous.
(8) barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.(8) Tetapi orang yang terus-menerus berbuat dosa adalah anak Iblis, sebab Iblis berdosa sejak semula. Untuk inilah Anak Allah datang, yaitu untuk menghancurkan pekerjaan Iblis.(8) [But] he who commits sin [who practices evildoing] is of the devil [takes his character from the evil one], for the devil has sinned (violated the divine law) from the beginning. The reason the Son of God was made manifest (visible) was to undo (destroy, loosen, and dissolve) the works the devil [has done].
(9) Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.(9) Orang yang sudah menjadi Anak Allah, tidak terus-menerus berbuat dosa, sebab sifat Allah sendiri ada padanya. Dan karena Allah itu Bapanya, maka ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa.(9) No one born (begotten) of God [deliberately, knowingly, and habitually] practices sin, for God's nature abides in him [His principle of life, the divine sperm, remains permanently within him]; and he cannot practice sinning because he is born (begotten) of God.
(10) Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.(10) Inilah bedanya antara anak-anak Allah dengan anak-anak Iblis: barangsiapa tidak melakukan kehendak Allah, atau tidak mengasihi saudaranya, ia bukan anak Allah.(10) By this it is made clear who take their nature from God and are His children and who take their nature from the devil and are his children: no one who does not practice righteousness [who does not conform to God's will in purpose, thought, and action] is of God; neither is anyone who does not love his brother (his fellow believer in Christ).
3:11-18 = Kasih terhadap saudara sebagai tanda hidup baru
(11) Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;(11) Sejak semula sudah disampaikan berita ini kepadamu: Kita harus mengasihi satu sama lain.(11) For this is the message (the announcement) which you have heard from the first, that we should love one another,
(12) bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.(12) Janganlah kita seperti Kain, yang menjadi anak Iblis dan membunuh saudaranya sendiri. Apa sebab Kain membunuh saudaranya? Sebab hal-hal yang dilakukannya adalah salah, tetapi hal-hal yang dilakukan saudaranya adalah benar.(12) [And] not be like Cain who [took his nature and got his motivation] from the evil one and slew his brother. And why did he slay him? Because his deeds (activities, works) were wicked and malicious and his brother's were righteous (virtuous).
(13) Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.(13) Sebab itu, Saudara-saudaraku, janganlah heran kalau orang-orang dunia ini membenci kalian.(13) Do not be surprised and wonder, brethren, that the world detests and pursues you with hatred.
(14) Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.(14) Kita tahu bahwa kita sudah keluar dari kematian, dan berpindah kepada hidup. Kita tahu itu, sebab kita mengasihi sesama saudara kita. Orang yang tidak mengasihi, berarti masih dikuasai oleh kematian.(14) We know that we have passed over out of death into Life by the fact that we love the brethren (our fellow Christians). He who does not love abides (remains, is held and kept continually) in [spiritual] death.
(15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.(15) Orang yang membenci saudaranya adalah pembunuh, dan kalian tahu bahwa seorang pembunuh tidak mempunyai hidup sejati dan kekal.(15) Anyone who hates (abominates, detests) his brother [in Christ] is [at heart] a murderer, and you know that no murderer has eternal life abiding ( persevering) within him.
(16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.(16) Dengan jalan inilah kita mengetahui cara mengasihi sesama: Kristus sudah menyerahkan hidup-Nya untuk kita. Sebab itu, kita juga harus menyerahkan hidup kita untuk saudara-saudara kita!(16) By this we come to know (progressively to recognize, to perceive, to understand) the [essential] love: that He laid down His [own] life for us; and we ought to lay [our] lives down for [those who are our] brothers [ in Him].
(17) Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?(17) Kalau seorang yang berkecukupan melihat saudaranya berkekurangan, tetapi tidak mau menolong saudaranya itu, bagaimana orang itu dapat mengatakan bahwa ia mengasihi Allah?(17) But if anyone has this world's goods (resources for sustaining life) and sees his brother and fellow believer in need, yet closes his heart of compassion against him, how can the love of God live and remain in him?
(18) Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.(18) Anak-anakku! Janganlah kita mengasihi hanya di mulut atau hanya dengan perkataan saja. Hendaklah kita mengasihi dengan kasih yang sejati, yang dibuktikan dengan perbuatan kita.(18) Little children, let us not love [merely] in theory or in speech but in deed and in truth (in practice and in sincerity).
3:19-24 = Keyakinan di hadapan Allah
(19) Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,(19) Demikianlah caranya kita mengetahui bahwa kita tergolong anak-anak Allah yang benar, dan hati kita dapat tenang di hadapan Allah.(19) By this we shall come to know (perceive, recognize, and understand) that we are of the Truth, and can reassure (quiet, conciliate, and pacify) our hearts in His presence,
(20) sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.(20) Kita tahu, bahwa kalau kita disalahkan oleh hati kita, pengetahuan Allah lebih besar dari pengetahuan hati kita, dan bahwa Ia tahu segala-galanya.(20) Whenever our hearts in [ tormenting] self-accusation make us feel guilty and condemn us. [For we are in God's hands.] For He is above and greater than our consciences (our hearts), and He knows (perceives and understands) everything [nothing is hidden from Him].
(21) Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,(21) Jadi, Saudara-saudaraku yang tercinta, kalau hati kita tidak menyalahkan kita, kita dapat menghadap Allah dengan keberanian.(21) And, beloved, if our consciences (our hearts) do not accuse us [if they do not make us feel guilty and condemn us], we have confidence (complete assurance and boldness) before God,
(22) dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.(22) Dan apa yang kita minta daripada-Nya, kita mendapatnya, karena kita taat kepada perintah-perintah-Nya dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya.(22) And we receive from Him whatever we ask, because we [ watchfully] obey His orders [observe His suggestions and injunctions, follow His plan for us] and [ habitually] practice what is pleasing to Him.
(23) Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.(23) Yang Ia perintahkan kepada kita ialah: Kita harus percaya kepada Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus, dan kita harus saling mengasihi, seperti yang sudah diperintahkan Kristus kepada kita.(23) And this is His order (His command, His injunction): that we should believe in (put our faith and trust in and adhere to and rely on) the name of His Son Jesus Christ (the Messiah), and that we should love one another, just as He has commanded us.
(24) Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.(24) Semua orang yang taat kepada perintah-perintah Allah, hidup bersatu dengan Allah, dan Allah bersatu dengan mereka. Dan kita tahu bahwa Allah hidup bersatu dengan kita, karena Ia sudah memberikan Roh-Nya kepada kita.(24) All who keep His commandments [who obey His orders and follow His plan, live and continue to live, to stay and] abide in Him, and He in them. [ They let Christ be a home to them and they are the home of Christ.] And by this we know and understand and have the proof that He [really] lives and makes His home in us: by the [Holy] Spirit Whom He has given us.

1 YOHANES (1 John)
Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca):
12- 3 -45

Last Update : Sunday, 13 April 2008 Kembali ke halaman utama Created By OTAK INFO


Jika ada pertanyaan, saran atau kritik tentang desain atau cara pemakaian (navigasi) atau yang berhubungan dengan isi alkitab dalam website ini,
jika ada kata atau kalimat yang salah eja atau titik atau bahkan koma,
maka jangan sungkan-sungkan untuk melaporkan (menghubungi) kepada webmaster melalui email ke
alkitab (at) otak (dot) info