PENGKHOTBAH (Ecclesiastes)
Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca):
1- 2 -3456789101112

Dibawah ini adalah seluruh isi Injil Pengkhotbah 2 (PENGKHOTBAH / PKH / Ecclesiastes 2)
Terjemahan Baru Bahasa Indonesia Sehari Hari English [Amplified]
2:1-26 = Hikmat dan kebodohan adalah hal yang sia-sia
(1) Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia."(1) Aku memutuskan untuk menyenangkan diri saja untuk mengetahui apa kebahagiaan. Tetapi ternyata itu pun sia-sia.(1) I SAID in my mind, Come now, I will prove you with mirth and test you with pleasure; so have a good time [enjoy pleasure]. But this also was vanity (emptiness, falsity, and futility)!
(2) Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"(2) Aku menjadi sadar bahwa tawa adalah kebodohan dan kesenangan tak ada gunanya.(2) I said of laughter, It is mad, and of pleasure, What does it accomplish?
(3) Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, --sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat--,dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.(3) Terdorong oleh keinginanku untuk menjadi arif, aku bertekad untuk bersenang-senang dengan minum anggur dan berpesta pora. Kusangka itulah cara yang terbaik bagi manusia untuk menikmati hidupnya yang pendek di bumi ini.(3) I searched in my mind how to cheer my body with wine--yet at the same time having my mind hold its course and guide me with [human] wisdom--and how to lay hold of folly, till I might see what was good for the sons of men to do under heaven all the days of their lives.
(4) Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;(4) Karya-karya besar telah kulaksanakan. Kubangun rumah-rumah bagiku. Kubuat taman-taman dan kebun-kebun yang kutanami dengan pohon anggur dan segala macam pohon buah-buahan.(4) I made great works; I built myself houses, I planted vineyards.
(5) aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;(5) (02:04)(5) I made for myself gardens and orchards and I planted in them all kinds of fruit trees.
(6) aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.(6) Kugali kolam-kolam untuk mengairi taman-taman dan kebun-kebun itu.(6) I made for myself pools of water from which to water the forest and make the trees bud.
(7) Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku.(7) Aku mempunyai banyak budak, baik yang kubeli, maupun yang lahir di rumahku. Ternakku jauh lebih banyak daripada ternak siapa pun yang pernah tinggal di Yerusalem.(7) I bought menservants and maidservants and had servants born in my house. Also I had great possessions of herds and flocks, more than any who had been before me in Jerusalem.
(8) Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.(8) Kukumpulkan perak dan emas hasil upeti dari raja-raja di negeri-negeri jajahanku. Biduan dan biduanita menyenangkan hatiku dengan nyanyian-nyanyian mereka. Kumiliki juga selir-selir sebanyak yang kuinginkan.(8) I also gathered for myself silver and gold and the treasure of kings and of the provinces. I got for myself men singers and women singers, and the delights of the sons of men--concubines very many.
(9) Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.(9) Sungguh, aku lebih besar daripada siapa pun yang pernah tinggal di Yerusalem, dan hikmatku pun tetap unggul.(9) So I became great and increased more than all who were before me in Jerusalem. Also my wisdom remained with me and stood by me.
(10) Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.(10) Segala keinginanku, kupuaskan. Tak pernah aku menahan diri untuk menikmati kesenangan apa pun. Aku bangga atas segala hasil jerih payahku, dan itulah upahku.(10) And whatever my eyes desired I kept not from them; I withheld not my heart from any pleasure, for my heart rejoiced in all my labor, and this was my portion and reward for all my toil.
(11) Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.(11) Tetapi kemudian kuteliti segala karyaku, dan juga segala jerih payahku untuk menyelesaikan karya-karya itu, maka sadarlah aku bahwa semuanya itu tak ada artinya. Usahaku itu sia-sia seperti mengejar angin saja.(11) Then I looked on all that my hands had done and the labor I had spent in doing it, and behold, all was vanity and a striving after the wind and a feeding on it, and there was no profit under the sun.
(12) Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat, kebodohan dan kebebalan, sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang telah dilakukan orang.(12) Bagaimanapun juga seorang raja hanya dapat melakukan apa yang telah dilakukan oleh raja-raja sebelum dia. Lalu aku mulai berpikir: Apa artinya menjadi arif atau dungu atau bodoh?(12) So I turned to consider [human] wisdom and madness and folly; for what can the man do who succeeds the king? Nothing but what has been done already.
(13) Dan aku melihat bahwa hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan.(13) Memang, aku tahu, "Hikmat lebih baik daripada kebodohan, seperti terang pun lebih baik daripada kegelapan.(13) Then I saw that even [human] wisdom [that brings sorrow] is better than [the pleasures of] folly as far as light is better than darkness.
(14) Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.(14) Orang arif dapat melihat arah yang ditujunya; orang bodoh seperti berjalan meraba-raba." Tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama akan menimpa mereka semua.(14) The wise man's eyes are in his head, but the fool walks in darkness; and yet I perceived that [in the end] one event happens to them both.
(15) Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.(15) Maka pikirku, "Nasib yang menimpa orang bodoh akan kualami juga. Jadi, apa gunanya segala hikmatku?" Lalu kuambil kesimpulan bahwa hikmat itu memang tak ada gunanya sama sekali.(15) Then said I in my heart, As it happens to the fool, so it will happen even to me. And of what use is it then for me to be more wise? Then I said in my heart, This also is vanity (emptiness, vainglory, and futility)!
(16) Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!(16) Orang yang bodoh akan segera dilupakan, tetapi orang yang mempunyai hikmat pun tak akan dikenang. Lambat laun kita semua akan hilang dari ingatan. Kita semua harus mati, baik orang yang arif maupun orang yang dungu.(16) For of the wise man, the same as of the fool, there is no permanent remembrance, since in the days to come all will be long forgotten. And how does the wise man die? Even as the fool!
(17) Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.(17) Sebab itu hidup tak ada artinya lagi bagiku, lain tidak. Semuanya sia-sia; aku telah mengejar angin saja.(17) So I hated life, because what is done under the sun was grievous to me; for all is vanity and a striving after the wind and a feeding on it.
(18) Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku.(18) Segala hasil kerjaku dan pendapatanku tak akan ada gunanya bagiku, sebab aku harus meninggalkannya kepada penggantiku.(18) And I hated all my labor in which I had toiled under the sun, seeing that I must leave it to the man who will succeed me.
(19) Dan siapakah yang mengetahui apakah orang itu berhikmat atau bodoh? Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan hikmat. Inipun sia-sia.(19) Dan siapa tahu apakah dia arif atau bodoh? Tetapi bagaimanapun juga ia akan menjadi pemilik hasil usahaku yang telah kucapai selama hidupku di dunia ini berkat jerih payah dan hikmatku. Jadi, itu pun sia-sia.(19) And who knows whether he will be a wise man or a fool? Yet he will have dominion over all my labor in which I have toiled and in which I have shown myself wise under the sun. This is also vanity (emptiness, falsity, and futility)!
(20) Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari.(20) Sekarang aku menyesal telah bekerja begitu keras.(20) So I turned around and gave my heart up to despair over all the labor of my efforts under the sun.
(21) Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar.(21) Sebab manusia bekerja keras dengan memakai segala hikmat, pengetahuan dan keahliannya untuk mencapai sesuatu. Tetapi pada akhirnya ia harus meninggalkan segala hasil jerih payahnya kepada orang yang sama sekali tidak mengeluarkan keringat untuk itu. Jadi, itu pun sia-sia, lagipula sungguh tak adil!(21) For here is a man whose labor is with wisdom and knowledge and skill; yet to a man who has not toiled for it he must leave it all as his portion. This also is vanity (emptiness, falsity, and futility) and a great evil!
(22) Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?(22) Seumur hidup manusia bekerja berat dan bersusah-susah; lalu mana hasil jerih payahnya yang dapat dibanggakannya?(22) For what has a man left from all his labor and from the striving and vexation of his heart in which he has toiled under the sun?
(23) Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia.(23) Apa saja yang dia lakukan selama hidupnya, membawa derita dan sakit hati baginya. Di waktu malam pun hatinya resah. Jadi, semua itu sia-sia belaka.(23) For all his days are but pain and sorrow, and his work is a vexation and grief; his mind takes no rest even at night. This is also vanity (emptiness, falsity, and futility)!
(24) Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah.(24) Tak ada yang lebih baik bagi manusia daripada makan, minum dan menikmati hasil kerjanya. Aku sadar bahwa itu pun pemberian Allah.(24) There is nothing better for a man than that he should eat and drink and make himself enjoy good in his labor. Even this, I have seen, is from the hand of God.
(25) Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?(25) Siapakah yang dapat makan dan bersenang-senang tanpa Allah?(25) For who can eat or who can have enjoyment any more than I can--apart from Him?
(26) Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.(26) Allah memberikan hikmat, pengetahuan dan kebahagiaan kepada orang yang menyenangkan hati-Nya. Tetapi orang berdosa disuruh-Nya bekerja mencari nafkah dan menimbun hasilnya untuk diserahkan kepada orang yang menyenangkan hati Allah. Jadi, semuanya itu sia-sia seperti usaha mengejar angin.(26) For to the person who pleases Him God gives wisdom and knowledge and joy; but to the sinner He gives the work of gathering and heaping up, that he may give to one who pleases God. This also is vanity and a striving after the wind and a feeding on it.

PENGKHOTBAH (Ecclesiastes)
Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca):
1- 2 -3456789101112

Last Update : Sunday, 13 April 2008 Kembali ke halaman utama Created By OTAK INFO


Jika ada pertanyaan, saran atau kritik tentang desain atau cara pemakaian (navigasi) atau yang berhubungan dengan isi alkitab dalam website ini,
jika ada kata atau kalimat yang salah eja atau titik atau bahkan koma,
maka jangan sungkan-sungkan untuk melaporkan (menghubungi) kepada webmaster melalui email ke
alkitab (at) otak (dot) info